• Rabu, 07 September 2016

    Pemuda Jatuh Cinta Pada Arwah Penasaran


    Zona Mistis - Cerita Mistis - Pemuda Jatuh Cinta Pada Arwah Penasaran.
    Cinta memang buta, sampai-sampai tidak tau jika pasangan yang diajaknya bercinta itu adalah arwah yang mati penasaran. Cerita ini dialami seorang pemuda yang tinggal di Klaten. Dia menjalani percintaan dengan seorang gadis yang bertahi lalat di pipi kirinya.

    Gadis yang sekarang ada dalam bayangannya itu mengaku bernama Riana, tinggal tidak jauh dari rumah Deny yang baru. Cerita ini sendiri dialami ketika Deny bersama keluarganya pindah ke rumah yang baru.

    Karena ada tugas baru di sebuah kecamatan, keluarga besar mereka terpaksa pindah ke sebuah desa yang cukup terpencil. Semula Deny merasa kesepian, tidak ada teman yang bisa diajak berbincang di lingkungan barunya dia masih merasa asing.

    Sampai suatu malam sewaktu datang dari kota, Deny melihat seorang gadis yang tampak kemalaman. Dia berdiri sendiri di pinggir jalan, tidak jauh dari desanya.
    Setelah dipapas dengan sepeda motor yang dikendarainya, gadis itu mengaku berasal dari desa yang sama dengan Deny.

    Karena tidak keberatan pulang bersama-sama, mereka berdua akhirnya berboncengan. Sepanjang perjalanan keduanya saling bertanya tentang asal-usul masing-masing, terutama alamat dan rumah. Hanya saj, Riana tidak begitu jelas memberikan alamat rumahnya, dia bilang tidak jauh dari rumah Deny.

    Sewaktu keduanya berpisah di sebuah gang, dalam hati Deny mengagumi kecantikan Riana. Apalagi, setelah diteliti secara seksama, dia malah terkesima menyaksikan tahi lalat kecil bertengger di pipi kirinya.

    "ah.. sungguh luar biasa manisnya gadis lincah ini" pikir Deny.

    Diam-diam dalam hatinya menanam harapan cintanya pada Riana. Dia benar-benar telah jatuh cinta !! Hingga suatu malam keduanya bertemu lagi di sebuah pos kamling.
    Kesempatan itu tidak sedikitpun diluangkan Deny untuk dapat mengungkapkan isi hati Riana. Sampai satu penuturan sulit dipercaya meluncur dari bibir Riana.

    "Aku sejak bertemu sebenarnya ingin mengatakan kalau sudah kenal sejak mas Deny datang ke desa ini. Cuma aku enggak berani aja mendekati mas", tuturnya dengan manja.

    Penuturan itu sebenarnya membuat Deny bingung, karena merasa belum pernah mengenal Riana. Tapi bagai mana dia bisa mengenalnya lebih dulu?.

    "Ah, biari aja. Mungkin dia sudah lama mengidolakan saya" batin Deny jadi gede rumangsa.

    Tak terasa malam semakin larut, Riana buru-buru meminta untuk diantar pulang.
    Deny sendiri jadi kebingungan sebab belum pernah diberitahu alamat rumahnya. Riana selalu bilang dekat rumah Deny. Tapi sebelah mana?

    "Itu loh.. yang dekat dengan rumah sebelah mas. Pokoknya disekitar situ. Nanti mas nganternya sampai rumah sebelah saja ya" ujar Riana.

    Tapi Riana hanya tersenyum melihat aku kebingungan dengan tingkahnya malam itu, dan yang lebih membingungkan lagi ketika aku bertanya dan ingin ke rumahnya, Riana selalu menolak dan langsung mengalihkan pembicaraan. Kalau sudah begitu aku cuma bisa diam tak bisa berkata-kata apa lagi.

    Keesokan harinya paman ku berkunjung kerumah orang tua ku, pagi itu paman datang dengan membawa suatu barang yang entah kami sekeluarga tidak mengetahui apa yang paman bawa.
    Tak beberapa lama paman berbincang-bincang dengan ayah dan ibuku di teras depan. Entah apa yang dibicarakan aku tak terlalu ambil pusing.

    Sampai tiba-tiba aku dipanggil ayah dan ibuku. Setelah aku mendekat, entah bagaimana tiba-tiba aku melihat ibu sedang menangis dan ayah terlihat pucat sekali, ketika itu aku juga melihat paman memandangku dengan tatapan yang tajam.

    Semua itu membuat aku menjadi bingung, dan ketika aku bertanya apa yang terjadi, malah ibuku semakin menangis dan menangis, membuat aku semakin tak mengerti.
    Sampai pamanku akhirnya mengatakan sesuatu yang di luar akal sehat.

    "Den, apakah kamu akhir-akhir ini merasakan hal yang sangat aneh dan menyeramkan"

    Ditanya seperti itu aku makin bingung.

    "Tidak, aku tidak pernah merasakan apa yang paman katakan tadi"

    Aku melihat paman sedikit pucat dan entah mengapa tiba-tiba paman membaca suatu ayat Al-Qur'an yang entah surah apa. Semua itu membuat aku jadi bertanya-tanya.
    Setelah selesai paman pun berkata,

    "Den, apa kamu kenal dengan gadis bernama Riana?"

    Tersentak aku dibuatnya, mengapa paman kenal dengan Riana dan bagaimana paman mengenalnya. Mungkin paman tau apa yang aku pikirkan, dan langsung menjelaskan mengapa paman kenal dengan Riana.

    Ternyata Riana adalah anak dari pembantu paman yang meninggal 8 tahun yang lalu karena bunuh diri dengan menggantungkan dirinya sendiri di pohon mangga tepat depan rumahku.
    Bagai disambar petir aku menolak mengakuinya, mungkin saja Riana yang paman maksud bukan Riana yang aku cintai selama ini.

    Tapi, setelah paman menyebutkan ciri-cirinya maka aku baru percaya, memang Riana itu yang telah lama aku cintai.
    Kemudian paman memberikan aku sebuah tulisan Arab yang entah apa maksud dan artinya, tetapi karena ibu yang menyuruh aku menerimanya maka aku terima.

    Entah mengapa aku jadi takut bertemu dengan Riana lagi, dan aku baru sadar dengan tingkah aneh yang dilakukan Riana kemarin malam.
    Semenjak aku menyimpan kertas pemberian paman, Riana tak pernah datang dan aku pun tak pernah melihatnya lagi, entah dia sudah menghilang atau takut.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar