• Sabtu, 17 September 2016

    Makhluk Mistis Penjaga Hutan Kalimantan


    Zona Mistis - Urban Legend - Makhluk Mistis Penjaga Hutan Kalimantan.
    Di Kalimantan barat, khususnya di kalangan masyarakat Dayak pedalaman, dikenal ada sesosok hewan mistis penghuni rimba Kalimantan. Hewan ini sejenis harimau dahan.
    Akan tetapi, ini bukan sejenis satwa yang bisa dilihat oleh semua orang. Kebanyakan masyarakat setempat hanya bisa mendengar suaranya yang berupa bunyi sayup-sayup "kung.. kung.. kung..". tetapi bergema dan mengerikan bagi orang yang mendengarnya.

    "suara hewan mistis itu begitu menggetarkan jiwa sekaligus menyeramkan". Ujar salah satu warga.

    Bahkan orang tua masyarakat Dayak sudah menanamkan makna sang penjaga alam yang penuh misteri itu dengan nama Kek Tung.

    Apakah satwa itu nyata? Menurut penuturan Tetua setempat, kek tung menyerupai seekor harimau dahan, berkulit hitam, berbadan besar dan bersuara mengaung.
    Apabila kek tung bersuara, berbagai isyarat bisa ditangkap oleh para penatua. Diantaranya isyarat buah-buahan di hutan akan melimpah. Atau sebaliknya, panen ladang akan gagal.


    Kek Tung, nyata sebagai bagian komponen alam. Kalaupun ada masyarakat menilainya mistis, itu sah-sah saja jika dikaitkan dengan kearifan tradisi.
    Suara kek tung hanya bisa didengar di kawasan hutan yang masih lestari, seperti rimba belantara yang belum terjamah manusia.

    Itu sebabnya di area yang pernah terdengar suara kek tung, belum ada manusia yang berani merambahnya. Contohnya, Bukit Sedayang yang hingga kini masih dipenuhi oleh lebatnya buah durian, madu pohon, air terjun dan aneka hasil alam lainnya.


    Kisah serupa juga ada di Kabupaten Sintang. Aktivis lingkungan kelahiran sintang, Shaban Stiawan, mengaku pernah mendengar suara mistis itudi blantara rimba.

    "di daerah kami, masyarakat menyebutnya Remaong. Saya pernah mendengar suaranya saat masih kecil. Hingga sekarang, saya masih ingat betul betapa merindingnya saya waktu itu" ujar Shaban.

    Suara yang menggetarkan jiwa itu boleh jadi bakal sirna, seiring eksploitasi hutan gila-gilaan di bumi kalimantan.
    Buktinya, mereka tak segan-segan menggerus hutan adat, pemakaman, bahkan tembawang. Padahal, tembawang merupakan bekas kampung tua yang di situ pernah ada kehidupan manusia lengkap dengan perkakas budaya, fungsi sosial dan religius.

    Di daerah lain di pedalaman kalimantan barat, yakni kecamatan simpang dua, kabupaten ketapang, sekitar 200KM dari kota pontianak, makhluk ini disebut Kek Catok.
    Ada legenda tersendiri, mengapa masyarakat menyebut makhluk ini sebagai kek catok.

    Tokoh masyarakat simpang dua yang telah lama tinggal dan bekerja di kota pontianak menuturkan, kek catok sudah begitu menyatu dalam ritme kehidupan masyarakat pedalaman sebagai penjaga hutan yang paling tua. Itu sebabnya, mereka senantiasa mengelola hutan secara lestari, mempertahankan tradisi berladang, dan menolak perkebunan monokultur yang dapat merusak alam.

    "selain kek catok, kami juga menyebutnya togukng, macatn daan, serta remaong. wujudnya benar-benar berupa satwa, tetapi memiliki nilai mistis melalui suaranya. Jika bersuara, isyarat akan terjadi sesuatu. Pada umumnya ke arah yang buruk"


    Suatu yang buruk tersebut bisa berupa gagal panen, tokoh tertentu akan meninggal dunia, serta malapetaka. Juga isyarat onya sumakng labatn atau orang yang menikah dengan hubungan sedarah yang amat dilarang adat.

    "tapi manusia sekarang bisa berhubungan dengan togukng, melalui keturunannya yang masih hidup hingga kini. Misalnya meminta bantuan mengobati suatu penyakit, atau sebaliknya untuk berperang" tutur beleng.

    Jadi, hewan mistis itu pernah menikah dengan manusia?  Beleng mengangguk dan mengiyakan.

    "hingga saat ini pun keturunan susur galurnya masih ada dan hidup biasa seperti orang kebanyakan" tambahnya.

    Adoria Nitty, petinggi adat banua simpakng, yang kesehariannya mendapat mandat sebagai tetua adat di desa banjur karab, kecamatan simpang dua, menuturkan, siapa yang punya susur galur dengan togukng bisa memanggil dia melalui beberapa ritual.

    Yakni dengan membakar bulu ayam putih, dengan sesaji berupa daging, hati, dan darah ayam putih, ujung kaki, ujung paruh, dan ujung jengger sembari merapalkan mantra-mantra tertentu.

    "apabila mangkuk tempat sesaji yang digantungkan bergoyang-goyang, itulah pertanda kek catok akan muncul. kek catok muncul dengan terbang ke atap rumah, disertai suara rantai yang bergesekan dengan lantai". tutur Nitty

    1 komentar: