• Sabtu, 03 September 2016

    Makna Musibah


    Zona Mistis - Renungan - Makna Musibah. setiap manusia pasti akan mengalami musibah. Tidak ada manusia yang bebas dari musibah. Oleh karena itu, maka kita perlu pengetahuan yang baik mengenai konsepsi musibah. Karena dengan pengetahuan yang benar, Insya Allah akan sangat membantu dalam mengatasi musibah yang menimpa.

    Musibah menurut Al Qur'an dan Hadits mempunyai paling sedikit tiga di mensi, yaitu

    Pertama, sebagai hukuman Allah atas pembangkangan yang dilakukan manusia pada aturan yang telah ditetapkan-nya. (hukum sebab akibat)

    Kedua, sebagai penghapusan dosa, sehingga dengan demikian diakhirat nanti ada dosa yang tidak diperhitungkan lagi karena hukumnya sudah ditunaikan Allah di dunia. (sebagai penembus dosa)

    Ketiga, sebagai ujian untuk kenaikan derajat di mata Allah (sebagaimana yang dialami oleh Rasulullah)

    Dalil-dalil mengenai hal tersebut, dapat dipelajari dari Al Qur'an dan hadist Rasulullah Sallahu Alaihi Wassalam berikut :

    "Musibah apa saja yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan mu sendiri" (Asy-Syura : 30)

    "Akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka bahwa sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik" (Al-Maidah : 49)

    Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri" (An-Nisaa : 79)

    "Dan sekali-kali tidaklah Rabbmu menganiaya hamba-hambanya" (Fush-Shilat : 46)

    "Demikianlah itu disebabkan karena perbuatan tanganmu sendiri. Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak menganiaya hambanya" (Al-Anfal : 51)

    "Allah Subhanawata'ala tidaklah menetapkan suatu keputusan, kecuali akan perbaikan baik kepadanya" (Hadist Riwayat Ibnu Hibban dari Anas)

    Perhatikan lagi.. !!

    Demi kejayaan dan keagunganku, tidaklah akan aku mematikan hambaku yang aku kehendaki kebaikan baginya, sehingga aku menghapuskan dosa-dosa yang pernah ia lakukan melalui rasa sakit badannya, kerugian pada hartanya dan kematian pada anaknya, maka apabila masih terdapat dosa padanya maka aku perberat baginya saat sakratul maut, sehingga dia menemui aku seperti saat ia dilahirkan dari rahim ibunya(tidak mengembang suatu dosapun). Dan demi kejayaan dan keagunganku, tidak akan aku mematikan hambaku yang aku tetapkan keburukan atasnya, sehingga aku menghapuskan perbuatan-perbuatan baiknya melalui kesehatan tubuhnya (tidak pernah sakit) bertambah hartanya dan bertambah anaknya maka sekiranya masih ada kebaikan padanya, aku ringankan baginya sakratul maut sehingga dia menghadap padaku dalam keadaan tidak memiliki kebaikan apapun. (Hadist Qudsi)

    Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi hambanya , maka didahului baginya hukuman didunia (berupa musibah dan kesusahan agar terhapus dosa-dosanya) dan apabila dia menghendaki keburukan pada hambanya, maka dia akan menahan darinya (membiarkannya) dengan dosa-dosanya sehingga dosa-dosanya dibalas pada hari kiamat. (Hadits Riwayat Turmudzi)

    Rasulullah bersabda "sesungguhnya orang-orang saleh akan diperberat (musibah) atas mereka. Dan tidaklah seorang mukmin tertimpa suatu musibah seperti tertusuk duri atau lebih ringan dari itu, kecuali akan dihapuskan dosa-dosanya dan akan ditingkatkan derajatnya" (Hadist Riwayat Ahmad, Ibnu Hibban, Al-Hakim dan Baihaqi)

    Manusia yang paling berat ujiannya adalah para Nabi, kemudian orang-orang saleh yang meneladaninya. Seseorang akan diuji menurut kekuatan imannya, apabila imannya kuat maka makin berat ujiannya, apabila imannya kurang kuat maka dia diuji menurut kadar kekuatannya, dia akan diuji terus, sehingga ia berjalan dimuka bumi dalam keadaan bersih (tidak berdosa) (Hadist Riwayat Ahmad, Bukhari, Turmudzi dan Ibnu Majah)

    Pada hakikatnya, semua ketentuan yang diberikan Allah kepada kita, termasuk musibah, tidak ada yang buruk. Masalahnya adalah mampu atau tidak kita memanfaatkan hal itu. Orang yang mampu memanfaatkan "ketentuan" yang ditetapkan Allah padanya, akan beruntung, sedangkan sebaliknya akan merugi.

    Coba di renungkan baik-baik permasalahan berikut ini

    "Apalah artinya pena emas bagi orang yang tidak bisa menulis, atau apalah gunanya buku bermutu diberikan pada orang yang tidak bisa membaca. Pena emas dan buku bermutu itu niscaya baginya hanyalah beban saja, karena ia harus menyimpan dan merawatnya.

    Seorang ahli Hikmah berkata "Ketika Allah memberimu nikmat, maka terasa olehmu kebaikan-kebaikannya. Dan ketika Allah memberimu musibah, sebenarnya ia ingin memberimu hikmah"

    Menurut ahli Hikmah tersebut, demikianlah cara Allah mencurahkan kasih sayang-Nya kepada manusia, yaitu mahluk yang diciptakan-Nya paling sempurna dibandingkan mahluk-mahluk ciptaan-Nya yang lain.

    Dengan demikian, dapatlah kiranya dimengerti bahwa sebaik-baik sikap dalam menghadapi musibah itu memang tidak ada cara lain selain Istighfar, bersabar dan berserah diri.

    "Innalillahi wainnaillaihi rojiun"
    sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali.

    Jangan dilupakan janji-janji Allah berikut :

    "sesungguhnya Allah tidak menganiyaya seseorang walaupun sebesar zarrah" (An-Nisaa : 40)

    "karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahaan" (Alam-Nasyrah : 5-6)

    "sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikit pun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri" (Yunus : 44)

    Allah menginginkan seluruh manusia masuk surga. Ia memberi musibah, karena kalau musibah itu tidak diberikan maka manusia tidak akan mengambil pelajaran.
    Musibah adalah cara Allah menyatakaan cinta-Nya kepada manusia.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar